Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate) – dalam operasinya. SCR adalah salah satu thyristor yang paling sering digunakan dan dapat melakukan penyaklaran untuk arus yang besar.
SCR dapat dikategorikan menurut jumlah
arus yang dapat beroperasi, yaitu SCR arus rendah dan SCR arus tinggi.
SCR arus rendah dapat bekerja dengan arus anoda kurang dari 1 A
sedangkan SCR arus tinggi dapat menangani arus beban sampai ribuan
ampere.
Simbol skematis untuk SCR mirip dengan
simbol penyearah dioda dan diperlihatkan pada Gambar 2. Pada
kenyataannya, SCR mirip dengan dioda karena SCR menghantarkan hanya pada
satu arah. SCR harus diberi bias maju dari anoda ke katoda untuk
konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang yang digunakan
berfungsi untuk menghidupkan alat.
Operasi SCR
Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan setidaknya 0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR memberikan data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan SCR. Lembar data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current). Sebagai contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu :
VGT = 0,75 V
IGT = 10 mA
Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10 mA pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.
Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan setidaknya 0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR memberikan data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan SCR. Lembar data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current). Sebagai contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu :
VGT = 0,75 V
IGT = 10 mA
Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10 mA pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.
Skema rangkaian penghubungan SCR yang
dioperasikan dari sumber DC diperlihatkan pada Gambar 3. Anoda terhubung
sehingga positif terhadap katoda (bias maju). Penutupan sebentar tombol
tekan (push button) PB1 memberikan pengaruh positif tegangan terbatas
pada gerbang SCR, yang men-switch ON rangkaian anoda-katoda, atau pada
konduksi, kemudian menghidupkan lampu.Rangkaian anoda-katoda akan
terhubung ON hanya satu arah. Hal ini terjadi hanya apabila anoda
positif terhadap katoda dan tegangan positif diberikan kepada gerbang
Ketika SCR ON, SCR akan tetap ON, bahkan sesudah tegangan gerbang
dilepas. Satu-satunya cara mematikan SCR adalah penekanan tombol tekan
PB2 sebentar, yang akan mengurangi arus anoda-katoda sampai nol atau
dengan melepaskan tegangan sumber dari rangkaian anoda-katoda.
SCR dapat digunakan untuk penghubungan
arus pada beban yang dihubungkan pada sumber AC. Karena SCR adalah
penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang input
AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50%;
bentuknya adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang.
Skema penghubungan rangkaian SCR yang
dioperasikan dari sumber AC diperlihatkan oleh Gambar 4. Rangkaian
anoda-katoda hanya dapat di switch ON selama setengah siklus dan jika
anoda adalah positif (diberi bias maju). Dengan tombol tekan PB1
terbuka, arus gerbang tidak mengalir sehingga rangkaian anoda-katoda
bertahan OFF. Dengan menekan tombol tekan PB1 dan terus-menerus
tertutup, menyebabkan rangkaian gerbang-katoda dan anoda-katoda diberi
bias maju pada waktu yang sama. Prosedur arus searah berdenyut setengah
gelombang melewati depan lampu. Ketika tombol tekan PB1 dilepaskan, arus
anoda-katoda secara otomatis menutup OFF ketika tegangan AC turun ke
nol pada gelombang sinus.
Gambar 5 Aplikasi SCR sebagai kontrol output suplai daya pada motor DC
Ketika SCR dihubungkan pada sumber
tegangan AC, SCR dapat juga digunakan untuk merubah atau mengatur jumlah
daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR melakukan fungsi yang
sama seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien. Gambar 5
menggambarkan penggunaan SCR untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya
pada motor DC dari sumber AC.
Rangkaian SCR dari Gambar 6 dapat digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase.
Dua SCR dihubungkan secara terbalik paralel untuk memperoleh kontrol
gelombang penuh. Dalam tema hubungan ini, SCR pertama mengontrol
tegangan apabila tegangan positif dengan bentuk gelombang sinus dan SCR
yang lain mengontrol tegangan apabila tegangan negatif. Kontrol arus dan
percepatan dicapai dengan pemberian trigger dan penyelaan SCR pada
waktu yang berbeda selama setengah siklus. Jika pulsa gerbang diberikan
awal pada setengah siklus, maka outputnya tinggi. Jika pulsa gerbang
diberikan terlambat pada setengah siklus, hanya sebagian kecil dari
bentuk gelombang dilewatkan dan mengakibatkan outputnya rendah.
Aplikasi SCR
Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC, pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu daya, digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal dalam pengoperasiannya.
Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC, pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu daya, digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal dalam pengoperasiannya.
Sumber;https://andihasad.wordpress.com/2011/12/04/silicon-controlled-rectifier-scr/